Denting sunyi di malam hari. Gemericik
gerimis menemani sendu dalam hati. Entah gundah atau galau yang aku rasa. Aku tak
tau itu apa namanya. Yang jelas hanya ada kamu.
Ya benar,
tentang kamu yang masih melekat dalam ingatan. Dan enggan pergi dari kehidupan
ini. Aku benci , sungguh benci bila harus teteskan lagi air mata untukmu. Hanya
untuk lelaki yang tak pernah mengerti tentang sebuah rasa terpendam ini. Bukannya
tak mengerti tapi memang tidak pernah peka saja itu bahasa yang digunakan pada
jaman semodern ini.
Kamu, kamu yang tak pernah mengerti
tentang sebuah rindu. Rindu yang begitu menggebu bila tak berjumpa denganmu. Rindu
yang bila kamu tak ada kabar dan entah kemana ujungnya. Rindu yang menyiksa
bila semakin kutahan dan tak ku katakan.
Kamu ,
mengertikah kamu bila rindu ini bukan hanya sekedar rindu biasa? . Rindu ini
begitu menggelora, menggebu-gebu bagai kereta api yang begitu kencang lajunya. Mungkin
memang benar, hanya aku yang rasakan ini. Tidak kamu , yaa tidak. Ini seperti
halnya bagaian dari lirik lagu Mytha “Aku Cuma Punya Hati”
Kamu
tak percaya cinta sejatiku
Aku
Cuma punya hati
Tapi
kamu mungkin tak pakai hati
Yaa
mungkin begitulah kamu. Rasanya seperti aku yang mengejar tapi kamu yang diam. Aku
yang jadi pembantu kamu majikannya. Jadi kamu tinggal enak duduk manis, minum
kopi dipagi hari, pakek kaca mata, sambil baca Koran. Sedangkan aku ? aku yang
susah payah ngebesihkan rumah , bikini kamu sarapan , cuci ini itu. Rasanya hanya
aku yang rasakan semuadan kamu masa bodoh dengan rasa ini.
Kamu
, kamu lelaki yang baik hati. Yang masih melekat namamu di memory ku. Yang masih
enggan pindah dari otak ku. Aku tak berharap lebih darimu. Yang aku inginkan
hanya sedikitlah kamu mengerti tentang semua ini.
Tentang
rasa ini, tentang kita, dan tentang kenangan-kenangan indah yang tak sengaja
tercipta ketika kita sedang bersama.
Kamu,
kamu yang masih aku sembunyikan dari siapapun. Yang orang lain tak pernah tau
siapa yang sedang mengitari otak kiriku hingga ke otak kananku.
Kamu,
yaa itu kamu. Kamu yang aku tunggu dari dulu hingga detik ini. Mungkinkah kamu
teman yang aku cari untuk aku tempatkan di dalam hati ini setelah Tuhanku ?
Mungkinkah
kamu teman yang selama ini aku maksud? Akankah kamu yang kan jadi teman dalam
penantianku.