Rabu, 25 November 2015

Teman Dalam Penantian

Denting sunyi di malam hari. Gemericik gerimis menemani sendu dalam hati. Entah gundah atau galau yang aku rasa. Aku tak tau itu apa namanya. Yang jelas hanya ada kamu.
                Ya benar, tentang kamu yang masih melekat dalam ingatan. Dan enggan pergi dari kehidupan ini. Aku benci , sungguh benci bila harus teteskan lagi air mata untukmu. Hanya untuk lelaki yang tak pernah mengerti tentang sebuah rasa terpendam ini. Bukannya tak mengerti tapi memang tidak pernah peka saja itu bahasa yang digunakan pada jaman semodern ini.
Kamu, kamu yang tak pernah mengerti tentang sebuah rindu. Rindu yang begitu menggebu bila tak berjumpa denganmu. Rindu yang bila kamu tak ada kabar dan entah kemana ujungnya. Rindu yang menyiksa bila semakin kutahan dan tak ku katakan.
                Kamu , mengertikah kamu bila rindu ini bukan hanya sekedar rindu biasa? . Rindu ini begitu menggelora, menggebu-gebu bagai kereta api yang begitu kencang lajunya. Mungkin memang benar, hanya aku yang rasakan ini. Tidak kamu , yaa tidak. Ini seperti halnya bagaian dari lirik lagu Mytha “Aku Cuma Punya Hati”

                Kamu tak percaya cinta sejatiku
                Aku Cuma punya hati
                Tapi kamu mungkin tak pakai hati

                Yaa mungkin begitulah kamu. Rasanya seperti aku yang mengejar tapi kamu yang diam. Aku yang jadi pembantu kamu majikannya. Jadi kamu tinggal enak duduk manis, minum kopi dipagi hari, pakek kaca mata, sambil baca Koran. Sedangkan aku ? aku yang susah payah ngebesihkan rumah , bikini kamu sarapan , cuci ini itu. Rasanya hanya aku yang rasakan semuadan kamu masa bodoh dengan rasa ini.
                Kamu , kamu lelaki yang baik hati. Yang masih melekat namamu di memory ku. Yang masih enggan pindah dari otak ku. Aku tak berharap lebih darimu. Yang aku inginkan hanya sedikitlah kamu mengerti tentang semua ini.
                Tentang rasa ini, tentang kita, dan tentang kenangan-kenangan indah yang tak sengaja tercipta ketika kita sedang bersama.

                Kamu, kamu yang masih aku sembunyikan dari siapapun. Yang orang lain tak pernah tau siapa yang sedang mengitari otak kiriku hingga ke otak kananku.
                Kamu, yaa itu kamu. Kamu yang aku tunggu dari dulu hingga detik ini. Mungkinkah kamu teman yang aku cari untuk aku tempatkan di dalam hati ini setelah Tuhanku ?

                Mungkinkah kamu teman yang selama ini aku maksud? Akankah kamu yang kan jadi teman dalam penantianku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar