Sabtu, 20 Februari 2016

My Eyes

Hitam pekat langit malam
Sepoi angin berhilir
Sentuh berdiri bulu roma
Rintik gerimis mengundang
Kian rintik kian melebat

Tuhan
Akankah terusik lagi lelapku ini?
Akankah terkoyah lagi suara keteguhan ini?

Kututup mata yang sudutnya kian memberat
Aku berdusta
Yaa dusta kecil yang menyelip di rongga hati
Bukan
Kini bukan hanya kecil, namun ia menggerogoti
Kian lama kian nanar

Kau bagaikan sepasang mata
Mataku yang hampir saja sempurna
Dengan bentuknya yang pipih di kedua ujung
Hingga membuat lentik bulu mata

Kau memang mata
Mata yang mengobati kebutaanku karna semata

Mata
Ku harap tak ada lagi sebuah dusta
Dusta tentang hatimu dan hatiku
Taburkanlah semerbak warna merona kemerahan semerah wajahmu
Walau itu hanya cinta lalu
Aku tak mengapa

Yang ku tau cinta itu belum berubah
Belum beranjak
Jangankan pergi, melangkah pun ia tak mampu

Mata
Aku mencintaimu
Secinta aku mencitaimu sedari dulu dan seperti dulu
Cinta ini belum berubah
Ketahuilah aku tak mampu berucap
Hanya menyemogakan kau mengetahui dan membaca hati ini

Mata
Kau mataku, memang mataku
Janganlah kamu berhenti menjadi mataku
Menuntunku dalam kegelapan
Mengajarkan aku membenarkan ketika kesalahan

Mata
Sekali lagi
Aku mencintaimu

YF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar